TUGAS MAKALAH
ALJABAR LINIER
Dosen Pembimbing :
dosen b.irma

Oleh :
fiqih
2018303091
PROGRAM STUDI INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR
PONOROGO INDONESIA
2017
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Aljabar linier adalah bidang
matematika yang mempelajari sistem persamaan linier dan solusinya, vektor,
serta transformasi linier. Matriks dab operasinya juga merupakan hal yang
berkaitan erat dengan bidang aljabar linier. Bahkan saat ini mata kuliah
Matriks dan Aljabar Linier merupakan mata kuliah yang fundamental dalam
pendidikan ilmu komputer atau teknik informatika. Matriks dan Aljabar Linier
merupakan mata kuliah wajib pada program pendidikan yang termasuk ke dalam
kelompok teknologi informasi seperti : (ilmu komputer, teknik informatik,
sistem informasi, dan teknik elektro).
Matriks adalah susunan skalar
elemen-elemen dalam bentuk baris dan kolom atau bilangan-bilangan dalam bentuk
persegi panjang dan diapit dengan tanda kurung “()” atau kurung siku”[]”. Suatu
matriks dinotasikan dengan huruf kapital. Sebuah matriks mempunyai ukuran yang
disebut dengan ordo. Ordo matriks berbentuk a x bdengan a banyak baris dan b
banyak kolo. Terkadang ordo dapat di tuliskan sebagai indeks pada notasi matriks.
Dua buah matriks dapat dikatakan sama apabila matriks tersebut mempunyai ordo
yang sama dan setiap element yang letaknya sama. Jika A dan B adalah matriks
yang mempunyai ordo sama, maka penjumlahan dari A + B adalah matriks dari hasil
penjumlahan elemen A dan B yang seletak. Begitu juga dengan hasil selisihnya.
Matriks yang mempunyai ordo berbeda tidak akan dapat dijumlahkan atau
dikurangkan.
Banyak orang beranggapan bahwa
matematika itu rumit, karena alasan itulah banyak orang yang menghindari Matematika.
Padahal matematika dapat kita jumpai didalam ke hidupan sehari-hari, dan mau
tidak mau kita pasti menggunakan Matematika. Oleh karena itu saya membuat
makalah ini dengan maksud membantu dalam pemahaman masyarakat agar meraka tidak
menilai bahwa Matematika adalah sesuatu yang sangat buruk.
TUJUAN
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas matakuliah
Aljabar Linier, yang di berikan oleh dosen Ustadzah Triana Harmini, S Pd. Dan
tujuan berikut ini adalah sebagai sumber informasi yang kami harapkan
bermanfaat dan dapat menambah wawasan para pembaca dalam makalah ini.
BAB I
Matriks dan Operasinya
Definisi Matriks :
Matriks adalah susunan segi empat
siku-siku dari sebuah bilangan yang dibatasi dengan suatu tanda kurung ().
Suatu matriks dapat terusun atas baris dan kolom, jika suatu matriks tersusun
atas p baris dan q kolom maka dapat dikatakan matriks tersebut berukuran
(berordo) p x q. Pada penulisan matriks biasanya dengan menggunakan huruf besar
A, B, C dan seterusny, dan sedangkan penulisan matriks berserta ukurran
(matriks dengan p baris dan q kolom) adalah Apxq, Bpxq
dan seterusnya.
Bentuk
umum dari Apxq adalah :

Aij
dapat disebut elemen dari A yang terletak pada baris i dan kolom j.
Jenis – Jenis Matriks :
Ada
beberapa jenis matriks yang perlu diketahui dan sering dipergunakan pada
pembahasan selanjutnya, yaitu sebagai berikut :
a.
Matriks
bujur sangkar
Adalah matriks yang jumlah barisnya sama dengan jumlah kolom.
Karena sifatnya yang demikian, dalam matriks bujur sangkar dikenal istilah
element diagonal yang berjumlah p untuk matriks bujur sangkat yang berukuran
pxp, yaitu : a11, a22,.....app
Contoh :


b.
Matriks
Diagonal
Adalah matriks
yang elemen diagonalnya bernilai Nol. Dalam ha ini tidak disyaratkan bahwa
elemen diagonal harus nol
Contoh :

c.
Matriks
Nol
Merupakan
matriks yang semua elemennya bernilai Nol.
d.
Matriks
Segitiga
Adalah matriks
bujur sangkar yang elemen-elemen dibawah atau diatas elemen digonal maka
disebut matriks segitiga atas, sebaliknya disebut matriks segitiga bawah. Dalam
hal ini, tidak disyaratkan bahwa elemen diagonal harus bernilai nol.
Concoh :

Maka Matriks A
adalah matriks segitiga bawah, matriks B adalah matriks segitiga atas sedangkan
matriks C merupakan matriks segitiga bawah dan juga matriks segitiga atas.
e.
Matrtiks
Identitas
Adalah matriks
diagonal yang elemn diagonalnya bernilai 1.
f.
Matriks
dalam bentuk eselon baris tereduksi
Suatu matrtiks
dikatakan memiliki bentuk eselon baris tereduksi jika memenuhi syarat-syarat
berikut ini :
1.
Untuk
semua baris yang elemen –elemennya bukan nol, maka bilangan pertama pada baris
tersebut haruslah = 1 (disebut satuan utama)
2.
Untuk
sembarang 2 baris yang berurutan, maka satu utama yang terletak pada baris yang
lebih awal harus terletak lebih ke kanan daripada satu utama pada baris yang
lebih atas.
3.
Jika
suatu baris semua elemenya adalah nol, maka baris tersebut diletakkan pada
bagian bawah matriks.
4.
Kolom
yang memiliki satu utama harus memiliki elemen nol ditempat lainnya.
Contoh
:


Matriks
A, B dan C adalah matriks –matriks dalam bentuk eselon baris tereduksi dan
notasi 1 menyatakan satu utamanya. Contoh berikut menyatakan matriks-matriks
yang bukan dalam bentuk eselon baris tereduksi.
Contoh
:

Matriks
D bukan dalam bentuk eleson baris tereduksi karena elemen d12, bernilai 1
sehingga tidak memenuhi syarat ke-4 (harusnya = 0, sedangkan matriks E tidak
memenuhi karena baris kedua yang merupakan baris nol letaknya mendahului baris
ketiga yang merupakan barisan bukan nol, sehingga syarat ketiga tidah
terpenuhi. Jika suatu matriks hnya memenuhi syarat 1-3 saja, maka dapat
dikatakan matriks tersebut memiliki bentuk eselon baris.
Operasi-operasi
Matriks
a.
Penjumlahan
matriks
Operasi penjumlahan dapat dilakukan pada buah matriks yang memiliki
ukuran yang sama.
Aturan jumlah dengan menjumlahkan elemen-elemen yang bersesuaian
pada kedua matriks contoh :

b.
Perkalian
matriks dengan matriks
Operasi perkalian matriks dapat dilakukan pada dua buah matriks ( A
dan B ) jika jumlah kolom matriks A = jumlah
baris matriks B.
Aturan perkalian misalkan Apq dan Bqr maka Apq Bqr = Cpr dimana
elemen-elemen dari C (Cij) yang merupakan penjumlahan dari perkalian
elemen-elemen A baris i dengan elemen-elemen B kolom j Contoh :

c.
Perkalian
matriks dengan skalar
Suatu matriks dapat dikalikan suatu skalar k dengan aturan
tiap-tiap elemen pada A dikalikan dengan k.
Contoh :

d.
Transpose
matriks
Transpose matriks A (dinotasikan At) didefinisikan sebagai matriks
yang baris – barisnya merupakan kolom dari A.
Contoh :

Sifat-sifat
operasi matriks
-
A +
B = B + A
-
A +
(B+C) = (A +B)+C
-
AB ≠ BA
-
A
(BC) = (BA)C
-
(At)t =A
-
(AB)t =BtAt
Matriks
Invers
Definisi
matriks invers jika A, B matriks bujur sangkar dan berlaku AB = BA – I(I
matriks identitas), maka dapat dikatakan bahwa A dapat dibalik dan B adalah
matriks invers dari A(notasi A-1).
Contoh
:

Maka
B = A-1 dan A = B-1 sifat yang berlaku :
-
(A-1)- =A
-
(AB)-1
=B-1A-1
Sistem Persamaan Linier
Pendahluan
Bentuk Umum, Suatu persamaan linier yang mengandung n peubah x1,
x2,......xn dinyatakan dalam bentuk a1x1 + a2x2 +........+anxn =b dengan a1,
a2, ..... an, b adalah konstanta riil. Dalam hal ini, peubah yang dimaksud
bukan merupakan fungsi trigonometri, fungsi logaritma ataupun fungsi
exponensial.
Contoh :
a.
X +
y = 4 persamaan linier dengan 2
peubah
b.
2x
-3y = 2z +1 persamaan linier
dengan 3 peubah
c.
2
log x + log y =2 bukan persamaan
linier
d.
2ex
= 2x +3 bukan persamaan linier
Sistem persamaan linier (SPL)
Definisi sistem persamaan linier adalah himpunan berhingga dari
persamaan linier
Contoh :
a.
x +
y = 2 b. x – y + z =
4
2x + 2y = 6 x + y
= 0
Tidak semua sistem pertamaan linier memiliki penyelesaian (solusi),
sistem persamaan linier yang memilki penyelesaian memilki dua kemungkinan yaitu
penyelesaian tunggal dan penyelesaian banyak. Secara lebih jelasnya dapat
dilihat pada diagram di bawah ini :

Pada sistem persamaan linier dengan dua peubah, secara geometris
jika SPL tidak mempunyai penyelesaian maka grafiknya berupa dua garis yang
saling sejajar, jika penyelesaiannya tunggal maka himpunan penyelesaiannya
berupa sebuah titik hasil perpotongan dua garis sedangkan jika penyelesaiannya
berupa dua buah garis lurus yang saling berhimpit. Secara lebih jelasnya dapat
kita lihat pada berikut ini :
a.
x +
y =2
2x + 2y = 6
Grafiknya : 

Grafik tersebut menujukan bahwa kedua garis sejajar sehingga tidak
penyelesaian yang memenuhi dapat disimpulkan bahwa SPL tidak konsisten.
b.
x –
y = 2
x + y = 2
Grafiknya : 

Grafik tersebut menunjukan bahwa himpunan penyelesaian dari SPL
adalah titik potong antara x – y = 2 dan x + y = 2 yaitu titik (2,0). Jadi
penyelesaian dari SPL adalah tunggal yaitu x = 2 y = 0.
c.
x +
y = 2
2x + 2y = 4
Grafiknya : 

Grafik diatas bahwa x + y =2 dan 2x + 2y =4 saling berhimpitan
sehingga hanya terlihat seperti satu garis saja. Himpunan penyelesaian dari SPL
semua titik yang terletak disepanjang garis tersebut. Misalkan diambil x = 0
maka didapatkan y =2 yang memenuhi persamaan, jika x = 1 maka nilai y = 1
adalah nilai yang memenuhi. Secara matematis dapat dituliskan sebagai :

Untuk kasus sistem persamaan linier dengan menggunakan dua peubah,
pembuatan grafik untuk menentukan himpunan penyelesaian seperti ini masih
memungkinkan, hanya saja untuk jumlah peubah yang lebih banyak hal ini sulit
dilakukan.
Operasi Baris Elementer
Ketika dihadapi masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan
linier tertama yang menggunakan banyak peubah, maka hal pertama yang dapat
digunakan untuk menyederhanakan permasalahan adalah dengan mengubah sistem
persamaan linier yang ada ke dalam bentuk matriks. Suatu persamaan linier
biasnya juga tidak didapatkan secara langsung akan tetapi melalui
penyederhanaan dari masalah yang akan terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Setelah diubah ke bentuk matriks, maka matriks tersebut diubah ke bentuk
matriks dalam bentuk eselon baris tereduksi untuk mendapatkan penyelesaian dari
SPL. Prosedur untuk mendapatkan matriks eselon baris tereduksi biasa disebut
sebagai eliminasi Gauss-jordan. Pada proses eliminasi tersebut operasi-operasi
yang digunakan diseut operasi baris elemter. Dalam operasi baris elementer ini
ada beberapa operasi yang dapat digunakan, yaitu :
a.
mengalikan
suatu baris dengan konstanta bukan nol
b.
mempertukarkan
dua buah baris
c.
menambahkan
kelipatan suatu baris ke baris lainnya
dengan menggunakan operasi baris elementer, maka matriks eselon
baris tereduksi yang didapatkan akan ekuivalenkan dengan matriks awalnya
sehingga penyelesaian untuk matriks eselon baris tereduksi juga merupakan
penyelesaian untuk matriks awalnya. Matriks awalnya yang dimaksud adalah
matriks diperbesar. Untuk melihat secara lebih mudah definisi dari matriks
diperbesar akan ditunjukan berikut ini :
diketahui SPL dengan m buah persamaan linier dan n peubah
a11x1 + a12x2 +.....+a1nxn =b1
a21x1 + a22x2 +.....+a2nxn =b2
: am1x1 + am2x2 +.....+amnxn = bm
Sistem persamaan linier diatas dapat ditulis dalam bentuk matriks
AX = B dengan A =

Matriks yang memiliki berukuran nx1 atau 1xn biasa disebut vektor.
Penulisan vektor sedikit berbeda dengan penulisan matriks, yaitu menggunakan
huruf kecil dengan cetak tebal atau garis atasnya. Jadi matriks X dan B diatas
biasa dituliskan sebagai x dan b atau x dan b sehingga SPL dapat dituliskan
sebagai Ax = b. pada SPL yang berbentuk seperti ini, matriks A juga biasa
disebut sebagai matriks konstanta.
Untuk menyelesaikan persamaan linier diatas maka dibuat
matriksdiperbesar dari A dan b yang elemen-elemennya merupakan gabungan element
matriks A dan vektor b yang dinotasikan [A|b] yaitu :

Untuk menyelesaikan persamaan linier tersebut dilakukan eliminasi
Gauss-jordan seperti yang ditunjukan dalam contoh berikut ini :
Contoh :
a.
x +
2y +3z =1
2x + 5y +3z = 6
x + 8z = -6
DAFTAR
PUSTAKA
[1] Y. Sibaroni, “Buku Ajar Aljabar
Linear,” 2002.
0 komentar:
Posting Komentar